

Di era millennials seperti saat ini, peran sosial media, instan messaging dan email lebih berpengaruh terhadap berbagai hal termasuk penjualan. Sosial media menjadi media yang sangat dekat dengan masyarakat. Instan messaging adalah tempat masyarakat atau netizen saling berkomunikasi. Dan email yang kembali ramai digunakan menjadi sarana yang sangat pas untuk para pebisnis menjalankan strategi marketing online mereka.
Salah satu yang tidak dapat dipisahkan dari penggunaan media sosial tersebut adalah emoji atau emoticon. Terkesan hanya sebagai hiasan saja dalam sebuah konten yang disampaikan. Namun nyatanya, dalam konten bisnis, emoji mampu memberikan pengaruh yang besar untuk sebuah penjualan. Beberapa sosial media dengan emoji memiliki karakteristik masing-masing. Seperti di bawah ini:
Facebook menjadi sosial media yang mengadopsi emoji terbesar di dunia. Mulai dari konten yang diposting untuk tujuan pribadi sampai dengan konten yang memang dibuat untuk menjual sebuah produk atau layanan.
Saat akun bisnis menggunakan emoji di Facebook, maka tujuannya tentu saja untuk menanggapi komentar pelanggan dan membuat konten yang lebih dekat dengan pelanggan mereka. Ini akan membuat pelanggan merasa bahwa mereka dekat dan didengar dengan baik oleh bisnis Anda.
Sama halnya dengan Facebook, Twitter juga memberikan kemudahan untuk sebuah bisnis dekat dengan pelanggan mereka. Salah satu caranya yaitu dengan menggunakan emoji. Sejak tahun 2014, lebih dari 110 miliar emoji telah muncul di berbagai tweet. Bahkan sekarang pengiklan di Twitter bisa menargetkan siapa saja yang ditargetkan dari penggunaan emoji tersebut.
140 karakter yang bisa digunakan untuk memposting konten penjualan. Emoji membantu Anda dalam meringkas konten yang akan dipasarkan. Bahkan konten kata-kata tidak lebih efektif daripada menggunakan emoji.
Instagram, sebagai salah satu media yang cukup populer di kalangan anak muda atau kaum millennials saat ini memberikan banyak kemudahan untuk berbisnis. Mulai dari kemudahan mengunggah konten visual seperti foto dan video. Instagram menjadi semakin mudah bagi para pebisnis untuk menjual produk secara online.
Sama halnya dengan Facebook, kita bisa memposting konten tulisan setelah foto produk dengan menyertakan emoji. Kita juga bisa membalas komentar pelanggan dengan emoji. Ini akan membuat pelanggan merasa kita menyambut mereka dengan baik.
Emoji digunakan untuk mengekspresikan diri lebih akurat. Emoji juga membantu menyampaikan nada yang tidak dapat disampaikan melalui konten tulisan, misalnya saja saat Anda harus bercanda dengan pelanggan di sosial media. Meski akan ada resiko kesalahpahaman dengan penggunaan emoji itu.
Penelitian membuktikan bahwa penggunaan emoji justru membuat Anda terkesan lebih ramah dan bersahabat. Namun akan ada kemungkinan salah tafsir. Psikolog, Albert Mehrabian mengatakan bahwa 7% dari komunikasi manusia bersifat verbal. Dimana 38% vokal(berintonasi) dan 55% adalah nonverbal(bahasa tubuh). Dan emoji adalah salah satu alat yang digunakan untuk menyampaikan komunikasi nonverbal tersebut. Komunikasi tertulis berupa emoji memang bisa memberikan efek negatif, seperti salah tafsir atau salah persepsi. Penting untuk memperhatikan jumlah emoji yang digunakan. Sebagian besar platform menawarkan emoji yang sangat beragam, namun kita tidak bisa menggunakannya dengan sembarang.
Emoji memang digunakan untuk mengklarifikasi nada emosional sebuah pesan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota menunjukkan bahwa emoji meninggalkan kesan salah tafsir. Sebuah penelitian menyebutkan adanya salah tafsir yang disebabkan oleh perbedaan font emoji diantara berbagai platform smartphone. Untuk menghindari resiko dalam komunikasi bisnis, Anda bisa menghindari pengunaan emoji dengan resiko tinggi disalahartikan.
Meski menggunakan emoji dapa menyamarkan emosi Anda sebenarnya, seperti senang, sedih, marah atau bahkan ingin tertawa karena lucu. Tetap saja, dalam bisnis, penggunaan emoji harus profesional. Menipu pelanggan dengan memberikan emoji palsu di dalam pesan Anda akan membuat Anda terlihat tidak profesional. Emoji di dalam email pun boleh-boleh saja, tapi harus digunakan dengan sopan.
Jika Anda berkaca pada penggunaan emoji pada sosial media seperti di atas, maka Anda akan tahu betapa pentingnya target yang sudah Anda miliki. Mulai dari jenis kelami, usia, dan budaya.
Nah, dari sinilah Emoji dapat memberikan pengaruh bagi sebuah bisnis yang dijalankan secara online. Sebagai bagian dari komunikasi nonverbal, emoji memberikan kemudahan untuk lebih dekat dengan pelanggan. Tapi tidak begitu saja mudah untuk meningkatkan pembelian.
Jadi, bagaimana dengan Anda? Apakah bisnis online Anda saat ini juga menggunakan emoji sebagai teknik meningkatkan kedekatan dengan pelanggan? 🙂
Share: