

Ada sebagian pembuat konten mengatakan bahwa yang namanya konten akan selalu bisa terbaca oleh orang dan bakalan dengan mudah mendapatkan perhatian calon konsumen dengan sendirinya. Hal tersebut tak sepenuhnya salah, hanya saja memang memasarkan konten memiliki teknik dan siklus hidupnya sendiri.
Yang dimaksud dengan konten ini sendiri bisa didefinisikan sebagai alat untuk memperkenalkan apa yang sedang Anda jual, Beoners. Sebagai pemilik website yang berisi jasa, produk, dan sebagainya konten adalah senjata yang amat jitu untuk menunjukkan jati diri produk Anda.
Lantaran dalam internet marketing, jika Anda hanya menjual, dan mengiklankan produk Anda saja secara sporadic maka respek dari calon pelanggan-pun juga bakalan hilang. Karena yakinlah bahwa Anda tak pernah bisa nyaman melihat sejumlah penyebar pamphlet, melulu hanya berjualan tanpa memberikan nilai tersendiri melalui konten.
Sebar Pamflet
Bisa dibilang, konten itu meliputi identitas yang diharapkan bisa menjadi alasan para pembeli supaya bisa tertarik ke produk Anda. Lebih jauh lagi, Sang pemilik usaha jual beli handphone tersebut mungkin lupa bahwa harusnya ada value yang ditawarkan.
Itulah mengapa memasarkan konten jadi satu fase tersendiri karena membutuhkan teknik yang tepat dan momen yang bagus. Selain itu, kualitas dari konten akan sedikit banyak memberikan impact terhadap produk anda. Lewat Panduanim Anda akan bisa mengetahui bagaimana cara memasarkan konten jika Anda sendiri baru saja memiliki produk untuk dijual dan di-display di website Anda.
Secara bahasa, content marketing, atau sederhananya adalah memasarkan konten bisa dianggap sebagai cara untuk mengenalkan dan mendistribusikan produk dimana diharapkan cara tersebut bisa mendapatkan sasaran yang pas ke calon pelanggan.
Setidaknya,menurut Panduanim bagi para pemula ada 2 hal yang harus diperhatikan saat memasarkan konten
Seperti yang dituliskan di atas, memasarkan konten berarti memperkenalkan produk Anda terhadap orang lain. Bukan Cuma jualan-jualan-jualan. Lebih jauh lagi Anda harus bisa memberikan satu statement besar…
“Apakah produk Saya ini sudah bisa menjawab kebutuhan calon pelanggan”
Sebagai contoh, Anda memiliki sebuah website otomotif. Isinya ada bermacam-macam, mulai berita otomotif, update onderdil, bahkan hingga foto-foto galeri SPG yang menarik. Permasalahannya, apakah semua itu yang calon konsumen Anda butuhkan?
Benarkah item-item tadi yang Anda ingin raup pasarnya?
Ataukah justru Ada pasar lain yang lebih pas dengan konten yang Anda buat, misalkan di sisi jual belinya kah? Atau modifikasi motor-mobil kah? Atau mungkin konten mengenai komunitas?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus bisa dijawab oleh Anda, karena hal tersebut merupakan bagian dari memasarkan konten. Apalagi jika Anda masih baru memulainya.
Menurut Panduanim, disebutkan bahwa ada 3 fase dalam memasarkan konten yang krusial dalam memasarkan konten.
Marketing Funnel by: Panduanim
Sekali lagi, poin ke dua ini adalah penegasan dari poin pertama, dimana memasarkan konten bukan Cuma jualan-jualan dan jualan. Itulah mengapa ada satu karakter artikel dan berita yang sering disebut dengan advertorial.
Advertorial merupakan konten yang dibuat sengaja secara halus tidak untuk berjualan, melainkan untuk memperkenalkan dan mempertegas product awareness. Hingga kapanpun, yang namanya memasarkan konten melalui advertorial adalah cara yang jauh lebih cerdas daripada sekedar menodongkan barang ke mulut pelanggan.
Itulah mengapa Anda bisa lihat bagaimana iklan layanan masyarakat di TV nasional seperti terkesan sangat ‘smooth’ dan halus. Sebagai contoh bagaimana iklan layanan masyarakat mengenai kesehatan gigi disebutkan oleh para dokter di seluruh Indonesia.
Yang kemudian keluarlah logo organisasi persatuan dokter gigi tertentu, diikuti dengan satu produk pasta gigi. Jenius kan? Hal tersebut memang oleh Panduanim lantas direfleksikan pada sebuah infografis yang sudah dikeluarkan Marketo. Seperti yang bisa Anda lihat di bawah ini.
Statistic by: Panduanim